Senin, 26 September 2011

Hariwang


Hariwang, khawatir, cemas, dan atau was was punya arti kata yg sama. Hariwang itu bahasa sunda. Dan akhir2 ini sya merasakannya. Saya tau apa saya rasa ini terlalu berlebihan, kekhawatiran yg mungkin tidak perlu. Mungkin kalo pikiran sya sedang waras, sya akan menertawakan apa yg saya rasakan saat ini. Apa skrg sya tidak waras, sepertinya itu akan susah dijwb dalam kondisi seperti ini. Hanya saja, ketika kita pernah jatuh, kita akan lebih waspada dgn jalan yg kita lalui. Tapi ketika semua gelap, kita hanya bisa meraba-raba, dan hariwang.

Kamis, 15 September 2011

Kubirupupartend


Suatu malam, sebuah sungai, jembatan yg benderang, diantara tawa muda mudi yg memadu kasih, senandung gitar pengamen dadakan, dilindungi awan yg menyembunyikan rembulan. Sebuah akhir sudah diputuskan, akhir yg didahulukan sang kawan, akhir yg disembunyikan diantara teman. Kubiarkan semua mengalir diantara sungai, menuju laut, samudera, atau apapun yg Tuhan anggap benar.

Kamis, 14 Juli 2011

Surat Untuk Kawan

Assalamuallaikum, kawan..

Kawan, apa kabarmu disana? kuharap kau lebih baik daripada yang ku bayangkan. Melewati hari-hari yg dulu kau idamkan.
Kawan, hari ini aku lulus ujian sarjana. Harusnya aku bahagia, ini adalah penantian yang panjang dalam hidupku. Tanggung jawabku pada ibu.
Tapi kawan, aku teringat pada mu. Hari ini seolah ku melihatmu, merasakan kepedihanmu. Aku tak tau sekuat apa jiwamu, setegar apa hatimu. Aku berharap ada di sampingmu. Bukan untuk menegakkan pundakmu, dan mengatakan semua akan baik-baik saja. Tidak kawan, aku sadar sekarang itu hanya ucapan klise. Tapi untuk menemanimu merenung, mengisi diam mu, melewati malam-malam terberat dalam hidupmu. Dan menyadarkanmu, bahwa masih ada aku, dia dan mereka, teman-teman mu yang peduli padamu.
Kawan, kau temanku, dia temanku, kita pernah berjuang bersama. Tertawa dan menang bersama. Aku tidak bisa menyalahkan siapapun diantara kalian.
Aku hanya bisa berdoa kawan, ya berdoa, semoga suatu hari kau tersenyum ketika melihat ke belakang, dan berkata, semua ini tidak sia-sia.

Bandung 14 Juli 2011.

Rabu, 11 Mei 2011

Surat Wasiat Charlie Chaplin


Ringkasan surat wasiat Charlie Chaplin kepada putrinya Geraldine Chaplin
Geraldine putriku, aku jauh darimu, namun sekejap pun wajahmu tidak pernah jauh dari benakku. Tapi kau dimana? Di Paris di atas panggung teater megah... aku tahu ini bahwa dalam keheningan malam, aku mendengar langkahmu. Aku mendengar peranmu di teater itu, kau tampil sebagai putri penguasa yang ditawan oleh bangsa Tartar.

Geraldine, jadilah kau pemeran bintang namun jika kau mendengar pujian para pemirsa dan kau mencium harum memabukkan bunga-bunga yang dikirim untukmu, waspadailah.

Duduklah dan bacalah surat ini... aku adalah Ayahmu. Kini adalah giliranmu untuk tampil dan menggapai puncak kebanggan. Kini adalah giliranmu untuk melayang ke angkasa bersama riuh suara tepuk tangan para pemirsa.

Terbanglah ke angkasa namun sekali-kali pijakkan kakimu di bumi dan saksikanlah kehidupan masyarakat. Kehidupan yang mereka tampilkan dengan perut kosong kelaparan di saat kedua kaki mereka bergemetar karena kemiskinan. Dulu aku juga salah satu dari mereka.

Geraldine putriku, kau tidak mengenalku dengan baik. Pada malam-malam saat jauh darimu aku menceritakan banyak kisah kepadamu namun aku tidak pernah mengungkapkan penderitaan dan kesedihanku.

Ini juga kisah yang menarik. Cerita tentang seorang badut lapar yang menyanyi dan menerima sedekah di tempat terburuk di London.

Ini adalah ceritaku. Aku telah merasakan kelaparan. Aku merasakan pedihnya kemiskinan. Yang lebih parah lagi, aku telah merasakan penderitaan dan kehinaan badut gelandangan itu yang menyimpan gelombang lautan kebanggaan dalam hatinya.

Aku juga merasakan bahwa urang recehan sedekah pejalan kaki itu sama sekali tidak meruntuhkan harga dirinya. Meski demikian aku tetap hidup.

Geraldine putriku, dunia yang kau hidup di dalamnya adalah dunia seni dan musik. Tengah malam saat kau keluar dari gedung teater itu, lupakanlah para pemuja kaya itu.

Tapi kepada sopir taksi yang mengantarmu pulang ke rumah, tanyakanlah keadaan istrinya. Jika dia tidak punya uang untuk membeli pakaian untuk anaknya, sisipkanlah uang di sakunya secara sembunyi-sembunyi.

Geraldine putriku, sesekali naiklah bus dan kereta bawah tanah. Perhatikanlah masyarakat. Kenalilah para janda dan anak-anak yatim dan paling tidak untuk satu hari saja katakan: "Aku juga bagian dari mereka".

Pada hakikatnya kau benar-benar seperti mereka. Seni sebelum memberikan dua sayap kepada manusia untuk bisa terbang, ia akan mematahkan kedua kakinya terlebih dahulu.

Ketika kau merasa sudah berada di atas angin, saat itu juga tinggalkanlah teater dan pergilah ke pinggiran Paris dengan taksimu.

Aku mengenal dengan baik wilayah itu. Di situ kau akan menyaksikan para seniman sepertimu. Mereka berakting lebih indah dan lebih menghayati daripada kamu.

Bedanya di situ tidak akan kau temukan gemerlap lampu seperti di teatermu. Ketahuliah bahwa selalu ada orang yang berakting lebih baik darimu.

Geraldine putriku, aku mengirimkan cek ini untukmu, belanjakanlah sesuka hatimu. Namun ketika kau ingin membelanjakan dua franc, berpikirlah bahwa franc ketiga bukan milikmu.

Itu adalah milik seorang miskin yang memerlukannya. Jika kau menghendakinya, kau dapat menemukan orang miskin itu dengan sangat mudah. Jika aku banyak berbicara kepadamu tentang uang, itu karena aku mengetahui kekuatan ‘anak setan' ini dalam menipu.....

Geraldine putriku, masih ada banyak hal yang akan aku ceritakan kepadamu, namun aku akan menceritakannya di kesempatan lain.

Dan aku akhiri suratku ini dengan,

"Jadilah manusia, suci dan satu hati, karena lapar, menerima sedekah, dan mati dalam kemiskinan, seribu kali lebih mudah dari pada kehinaan dan tidak memiliki perasaan".

sumber : http://www.ingetbaikbaik.co.cc/2011/04/nasehat-paling-berharga-dari-mendiang.html

Senin, 28 Maret 2011

grand design of my project

suatu saat aku berpikir tentang hidupku, tentang hal2 yg tidak berani kulakukan. bahkan kubayangkan. aku berfikir untuk mewujudkannya, kalaupun tidak dalam hidupku. aku ingin menjadikannya nyata dalam tokoh fiksiku.

suatu cerita harus ada tokoh utama yg diceritakan, tokoh2 pendukungnya, alur cerita, latar tempat dan waktu, konflik dan ending. teori bahasa indonesia jaman sma kalo ga salah.

sampai saat ini, aku sudah mempunyai beberapa tokoh2nya. bocoran tokoh utama, org yg tersesat di dunia teknologi, menyukai tantangan, berteman dengan alam. ceritanya tentang apa? bukan kisah romeo n juliet & bukan cinta segitiga. lebih rumit dari itu kurasa, dia bangga dengan kekasihnya, org yg sempurna di mata teman2nya. tp jauh di dalam hatinya,.................................

someday i'll make my best seller..

Jumat, 11 Maret 2011

my time isn't mine

hey, aku jg butuh waktu untuk diriku sendiri. bukan aku egois, tp saat kalian berada dalam posisiku maka kalian akan mengerti. pekerjaan dan skripsi, kalian menekanku untuk menyelesaikan itu. tapi waktu luangku kalian tuntut jg. aku butuh hidup, bernafas dan berlari. tekanan ini membunuh kreatifitas!!!

Minggu, 20 Februari 2011

Kuharap ada tombol reset

Ketika otak ini tak bisa berfikir,
hati ini kebal tuk merasa,
tangan ini kaku untuk menulis.
Diam memang yang terbaik,
pertahanan terbaik yang bisa kulakukan.
Jangan kau anggap ini mudah untukku.
Kuharap besok terbangun dan tak terjadi apa-apa.
Tak ada tanya, tak ada apa-apa.

Kamis, 17 Februari 2011

Dear Skripsi, apa kabarmu disana?



hampir satu tahun dia terdampar di sudut kamarku. tergeletak tak berarti, berdebu dan hampir terlupakan. Perkenalkan kawan, dia adalah skripsiku. dua semester tak tersentuh, selama ini hidupku santai seolah sudah tidak ada lg beban kuliah di pundak ini.

dan akhirnya panggilan itu tiba. bukan panggilan hati utk membereskannya. melainkan panggilan dari ketua jurusan kepada kami org2 yg blm lulus. melihat teman2 lain yg ikut dipanggil, sebagian besar adalah anak2 kelas B. FYI, ekstensi angkatan saya dua kelas, A dan B. Dari daftar absensi sepertinya sudah terlihat mana org2 yg akan lulus cepat dan mana yg akan benar2 mencintai kampusnya. Ya saya bangga sebagai anak kelas B, sya tidak mengkhianati amanah untuk mencintai kampus ini lebih lama dari anak kelas A <<<<<< cing sumpah alibi #gantung diri

Yang menyenangkan dari mengerjkan skripsi ini adalah skrg sya punya target lg. setelah selama ini tak ada deadline yg memaksa utk cepat membereskannya (padahal 2 kali bayar semesteran, 2x jg sya janji bwt beresin). 2 semester ini terlalu terlena menikmati dunia malam bersama para aktifis muda yg bersahaja.hahay... okeh skrg dh ada target lg. Geberr!!

dan utk membereskan ini memang hrs ada hal2 yg dikorbankan. acara ngumpul kurangi, hal2 yg mengurangi motivasi skripsi jauhi, dekati org2 yg selalu menanyakan "udah bab brp?" #jleb!!

baiklah saya butuh waktu. ada prioritas, ada target, ada tanggung jawab yg hrs diselesaikan. dan ada masa depan yg hrs diperjuangkan!!
semoga kau mengerti..



Jumat, 11 Februari 2011

kubirupu

Biru, kau ingat hujan terakhir yg menyertai hitam?
Kubuat kau pudar.
Ingatkah angin yg meniup bintang?
Aku membiarkanmu terbang.
musik terakhir yg mengiringi nyanyianmu,
hampa.
Biru, kaubuat anganku melayang terlalu tinggi. Takut ku menggapainya.

Biru, sesal ini tak mengembalikan pelangi.
Halaman ini masih kosong,penanya pun tak berani kupegang.
Takutku hujan itu akan kembali datang, dan membuatmu hilang.

Selasa, 08 Februari 2011

Untukmu, semoga kau masih peduli..

Kawan, aku tak peduli apa agamamu. Apa kau muslim, lalu apakah kau rajin solat, puasa, mengaji. Atau cukup bagimu hanya menenteng identitas kemuslimanmu di dompet. Dan kelakuanmu mengikuti aturan yg sekarang berlaku. Yang penting baik, tidak menyalahi norma "yg sekarang" berlaku. Ataukah kau rajin sembahyang sesuai ajaran agamamu lainnya, aku tak peduli kawan. Karena bagiku, itu adalah tanggung jawabmu kepada Tuhan mu. Ya, setiap masing2 dr kita akan memikul amal ibadahnya masing2. Kau tidak akan bisa membelaku di pengadilan akhirat nanti. begitupun aku. Karena itu, aku tidak peduli akan semua perbedaan keyakinan kita kawan.

Untukmu agamamu, untukku agamaku. Selama kau tidak mencoba merusak, memanipulasi, menistai. Damai di bumi, damai di hati..

*Dari aku, selemah-lemahnya iman.